2.1 Definisi
Hipotiroid (hiposekresi hormon
tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kehilangan hormon tiroid.
(Baradero,2009)
Hipotiroid adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis
hipotalamus-hipofisis-tiroid, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid
dalam darah, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema. Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak
proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai
konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
- Malfungsi hipotalamus dan hipofisis anterior
Malfungsi hipotalamus dan hipofisis
anterior akan menyebabkan rendahnya kadar TRH (Thyroid Stimulating Hormone)
dan TSH (Thyrotropin Releasing Hormone), yang akan berdampak pada kadar
HT (Hormon Tiroid) yang rendah.
- Malfungsi kelenjar tiroid
Kadar HT yang rendah akan disertai
oleh peningkatan kadar TRH dan TSH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh
HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
- Sebab-sebab bawaan (kongenital)
- Ibu kurang mendapat bahan goitrogen (yodium, tiourasil, dsb)
Kekurangan yodium jangka panjang
merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang. Pada
daerah-daerah dari dunia dimana ada suatu kekurangan yodium dalam makanan,
hipotiroid yang berat dapat terlihat pada 5% sampai 15% dari populasi.
- Pengobatan yodium radio-aktif
Pasien-pasien yang telah dirawat
untuk suatu kondisi hipertiroid (seperti penyakit Graves) dan menerima yodium
ber-radioaktif mungkin menimbulkan sedikit jaringan tiroid yang tidak berfungsi
setelah perawatan. Kemungkinan dari ini tergantung pada sejumlah faktor-faktor
termasuk dosis yodium yang diberikan, bersama dengan ukuran dan aktivitas dari
kelenjar tiroid. Jika tidak ada aktivitas yang signifikan dari kelenjar tiroid
enam bulan setelah perawatan yodium ber-radioaktif, biasanya diperkirakan bahwa
tioroid tidak akan berfungsi lagi secara memadai. Akibatnya adalah hipotiroid.
- Induksi obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan untuk
merawat suatu tiroid yang aktif berlebihan (hipertiroid) sebenarnya mungkin
menyebabkan hipotiroid. Obat-obat ini termasuk methimazole (Tapazole) dan
propylthiouracil (PTU). Obat psikiatris, lithium (Eskalith, Lithobid)
adalah juga diketahui merubah fungsi tiroid dan menyebabkan hipotiroid.
Menariknya, obat-obat yang mengandung suatu jumlah yang besar dari yodium
seperti amiodarone (Cordarone), potassium iodide (SSKI, Pima), dan Lugol’s
solution dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam fungsi tiroid, yang
mungkin berakibat pada tingkat-tingkat darah dari hormon tiroid yang rendah.
- Idiopatik.
- e. Hashimoto’s Thyroiditis
Penyebab yang paling umum dari
hipotiroid di Amerika adalah suatu kondisi yang diwariskan/diturunkan yang
disebut Hashimoto’s thyroiditis. Kondisi ini dinamakan menurut Dr.
Hakaru Hashimoto yang pertama kali menjelaskannya pada tahu 1912. Pada kondisi
ini, kelenjar tiroid biasanya membesar (gondokan) dan mempunyai suatu kemampuan
yang berkurang untuk membuat hormon-hormon tiroid. Hashimoto’s adalah suatu
penyakit autoimun dimana sistim imun tubuh secara tidak memadai menyerang
jaringan tiroid. Kondisi ini diperkirakan mempunyai suatu basis genetik.
Contoh-contoh darah yang diambil dari pasien-pasien dengan penyakit ini
mengungkapkan suatu jumlah yang meningkat dari antibodi-antobodi pada enzim
ini, thyroid peroxidase (antibodi-antibodi anti-TPO). Karena basis untuk
penyakit autoimun mungkin mempunyai suatu asal yang umum, adalah bukan tidak
biasa menemukan bahwa seorang pasien dengan Hashimoto’s thyroiditis
mempunyai satu atau lebih penyakit autoimun lainnya seperti diabetes atau pernicious anemia
(kekurangan B12). Hashimoto’s dapat diidentifikasikan dengan mendeteksi
antibodi-antibodi anti-TPO dalam darah dan atau dengan melakukan suatu thyroid
scan.
- Sebab-sebab yang didapat (acquired):
- Tiroiditis limfositik menahun
Thyroiditis merujuk pada peradangan
kelenjar tiroid. Ketika peradangan disebabkan oleh suatu tipe tertentu dari sel
darah putih yang dikenal sebagai suatu limfosit, kondisinya dirujuk sebagai lymphocytic
thyroiditis. Pada kasus-kasus ini, biasanya ada suatu fase hipertiroid
(dimana jumlah-jumlah hormon tiroid yang berlebihan bocor keluar dari kelenjar
yang meradang), yang diikuti oleh suatu fase hipotiroid yang dapat berlangsung
sampai enam bulan.
- Tiroidektomi.
Karsinoma tiroid dapat sebagai
penyebab, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme. Terapi untuk kanker
yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi. Tiroidektomi
merupakan pengangkatan kelenjar tiroid sewaktu operasi, yang biasanya akan
diikuti oleh hipotiroid. Selain itu, pemberian obat penekan TSH, atau terapi
iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid, semua pengobatan ini
dapat menyebabkan hipotiroidisme. (Price, 2000).
- Defisiensi yodium (gondok endemik).
Gondok endemik adalah hipotiroidisme
akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar
tiroid. Pada defisiensi iodium terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi
aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua iodium yang
tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang
tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam
makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa). (Price, 2000).
2.3 Klasifikasi
- Primer : lebih mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri.
- Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium.
- Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
- Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas).
- Hipotiroidisme tersier, jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis.
Berdasarkan usia awitan hipotiroid
dibedakan menjadi tiga, yaitu (Suddart, 2000) :
- Hipotiroidisme dewasa atau maksidema
- Hipertiroidisme juvenilis, timbul sesudah usia 1 atau 2 tahun
c. Hipotiroidisme congenital
atau kreatinin disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid sebelum atau segera
sesudah lahir.
2.4 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh
gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap
hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
- Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
- Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
- Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat
malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh
malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT
pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar
TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik
dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus
akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyakit Hashimoto, juga disebut
tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang merusak jaringan
kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar
TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis
otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk
mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis
Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan
hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar
yang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap
hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan
hipotiroidisme. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi
iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi
iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT
yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan
balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karsinoma tiroid
dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk
kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid.
Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi,
terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga
dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut
merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
Karena sebab-sebab yang dijelaskan
di atas maka akan terjadi gangguan metabolisme. Dengan adanya gangguan
metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga
menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan yang
berujung pada depresi ventilasi dan timbul dyspneu kemudian pada tahap lebih
lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh juga berdampak pada sistem
sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen ke jantung ikut
berkurang dan terjadilah bradycardia, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada
sistem sirkulasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu
berupa terjadinya gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak.
Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan pada fungsi
gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya fungsi
peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi. Metabolisme yang terganggu
juga berdampak pada turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun
sehingga terjadi intoleransi suhu dingin.
2.5 Manifestasi Klinis
- Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
- Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung
- Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
- Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
- Konstipasi
- Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
- Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
Manifestasi klinis per sistem:
- Sistem integumen: kulit dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal; pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
- Sistem pulmonari: hipoventilasi, dipsnea
- Sistem kardiovaskular: bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, hipotensi, toleransi terhadap aktivitas menurun.
- Metabolik: penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
- Sistem muskuloskeletal: nyeri otot, kontraksi dan relaksasi yang melambat
- Sistem neurologi: intelektual yang melambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran.
- Sistem gastrointestinal: anoreksia, peningkatan berat badan, konstipasi, distensi abdomen.
- Sistem reproduksi: pada wanita terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi yang memanjang
- Psikologis: apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
- Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur
kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 yang
rendah dan kadar TSH yang tinggi.
- Radiologis
USG atau CT scan tiroid (menunjukkan
ada tidaknya goiter), X-foto tengkorak (menunjukkan kerusakan hipotalamus
atau hipofisis anterior), dan Tiroid scintigrafi.
- Skor Apgar Hipotiroid Kongenital
Dicurigai adanya hipotiroid bila
skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak adanya gejala atau tanda
yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid
kongenital
|
|
Gejala klinis
|
Skore
|
Hernia umbilicalis
|
2
|
Kromosom Y tidak ada (wanita)
|
1
|
Pucat, dingin, hipotermi
|
1
|
Tipe wajah khas edematus
|
2
|
Makroglosi
|
1
|
Hipotoni
|
1
|
Ikterus lebih dari 3 hari
|
1
|
Kulit kasar, kering
|
1
|
Fontanella posterior terbuka
(>3cm)
|
1
|
Konstipasi
|
1
|
Berat badan lahir > 3,5 kg
|
1
|
Kehamilan > 40 minggu
|
1
|
Total
|
15
|
2.7 Pencegahan
- Diet
Makanan yang seimbang dianjurkan,
antara lain memberi cukup yodium dalam setiap makanan. Tetapi selama ini
ternyata cara kita mengelola yodium masih cenderung salah. Yodium mudah rusak
pada suhu tingggi. Padahal kita selama ini memasak makanan pada suhu yang panas
saat menambah garam yang mengandung yodium, sehingga yodium yang kita masak
sudah tidak berfungsi lagi karena rusak oleh panas. Untuk itu, sebaiknya kita
menambahkan garam pada saat makanan sudah panas dan cukup dingin sehingga tidak
merusak kandungan yodium yang ada pada garam.
Selain itu, makan-makanan yang tidak
mengandung pengawet juga diperlukan. Asupan kalori disesuaikan apabila BB perlu
di kurangi. Apabila pasien mengalami letargi dan defisit perawatan diri,
perawat perlu memantau asupan makanan dan cairan.
- Aktivitas
Kelelahan akan menyebabkan pasien
tidak bisa melakukan aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan lainnya. Kegiatan
dan istirahat perlu diatur agar pasien tidak menjadi sangat lelah. Kegiatan
ditingkatkan secara bertahap.
2.8 Penatalaksanaan
- a. Pengobatan
- Terapi sulih hormon, obat pilihannya adalah sodium levo-thyroxine. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel berikut :
Umur
|
Dosis g/kg BB/hari
|
0-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-5 tahun
2-12 tahun
> 12 tahun
|
10-15
8-10
6-8
5-6
4-5
2-3
|
- Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu. Bila ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian + 100 μg/m2/hari.
- Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.
- Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan apabila
goiternya besar dan menekan jaringan sekitar. Tekanan pada trakea dan esofagus
dapat mengakibatkan inspirasi stridor dan disfagia. Tekanan pada laring dapat
mengakibatkan suara serak.
2.9 Komplikasi
- Koma miksedema
Koma miksedema adalah situasi yang
mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala
hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia,
hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Dalam keadaan darurat
(misalnya koma miksedema), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Kretinisme)
Jika hipotiroidisme yang berat sudah
terjadi sewaktu hidup fetal, maka kita akan mendapatkan penderita yang cebol
dan mungkin imbesil. Pada waktu lahir tidak ditemukan kelainan tetapi pada umur
2-3 bulan sudah bisa timbul gejala lidah tebal dan jarak antara ke dua mata
lebih besar dari biasanya. Pada waktu ini kulit kasar dan warnanya agak
kekuningan. Kepala anak besar, mukanya bulat dan raut mukanya (ekspresi)
seperti orang bodoh sedangkan hidungnya besar dan pesek, bibirnya tebal,
mulutnya selalu terbuka dan juga lidah yang tebal dikeluarkan. Pertumbuhan
tulang juga terlambat. Sedangkan keadaan psikis berbeda-beda biasanya antara
agak cerdik dan sama sekali imbesil.
- Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala dengan segera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar