ASUHAN
KEPERAWATAN HIPERTIROID
HIPERTIROID
1. PENGERTIAN
Hipertiroidisme
(Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon
tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme
dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme
adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
2. ANATOMI FISIOLOGI
Mekanisme
yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur
utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton
& Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang
cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan
cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton
& Hall: 703).
Sedangkan,
sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi
metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau
pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme
sel seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159). Hormon tersebut
dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem
endokrin.
Salah
satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme
tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut
dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan
total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal
kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi
hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme
basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal (Guyton & Hall:
1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan
hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338).
Tiroksin
dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir
semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin
berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan
konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang
lain:
- Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
- Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
- Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
- Merangsang pembentukan sel darah merah
- Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
- Bereaksi sebagai antagonis kalsium.
3. PATOFISIOLOGI
4. PENYEBAB
Hipertiroidisme
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme
akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi.
TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme
akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH
dan TRH yang berlebihan.
Penyebab Utama
- Penyakit Grave
pada
penyakit graves kelenjar tiroid membesar secara difus akibat adanya hipertropi
dan hiperplasia difus sel epitel folikel tiroid. Kelenjar biasanya lunak dan
licin, kapsulnya utuh.
- Toxic multinodular goitre
- ’’Solitary toxic adenoma’’
- Penyebab Lain
- Tiroiditis
- Penyakit troboblastis
- Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
- Pemakaian yodium yang berlebihan
- Kanker pituitari
- Obat-obatan seperti Amiodarone
5. TANDA dan GEJALA
- Peningkatan frekuensi denyut jantung.
- Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin.
- Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
- Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
- Peningkatan frekuensi buang air besar
- Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
- Gangguan reproduksi
- Tidak tahan panas
- Cepat letih
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Mata melotot (exoptalmus) Hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbit mata.
6. KOMPLIKASI
Komplikasi
hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung
Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
7. DIAGNOSA MEDIS
Tujuan pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan
produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).
Diagnosa bergantung kepada beberapa
hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur
kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
- TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
- Bebas T4 (tiroksin)
- Bebas T3 (triiodotironin)
- Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
- Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
- Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
- Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
8. PENATALAKSANAAN
Tujuan
pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien
mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
- Thioamide
- Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
- Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
- Potassium Iodide
- Sodium Ipodate
- Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic
reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala
hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
- Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
- Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, usia lanjut
- Krisis tiroid
Penyekat
adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi
eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg
dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah
eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis,
serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid
dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan
keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di
nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian
hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
b. Surgical
1) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk
memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
2)
Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk
mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
DAFTAR
PUSTAKA
Guyton, Arthur C. & John E.
Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Editor: Irawati Setiawan,
EGC, Jakarta.
Doengos,E marlyn.2002. Rencana
Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar